Selasa, 17 Januari 2012

HAFALAN SHALAT DELISA –NEW COVER

Penerbit : REPUBLIKA

Penulis : Tere Liye

Harga : Rp. 46.000,-

SINOPSIS

Tokoh utama dalam novel ini bernama Delisa. Bocah kecil asal Lhok Ngah, Aceh berusia 6 tahun. Ia tinggal bersama ibunya, yang biasa ia panggil ummi beserta tiga kakak perempuannya. Kakak yang tertua bernama Cut Fatimah berusia 15 tahun dan si kembar Cut Aisyah dan Cut Zahra, masing-masing berusia 12 tahun. Ayahnya bernama Abi Usman. Beliau bekerja di kapal tanker dan baru pulang setiap 3 bulan sekali.

Gadis cilik ini penggemar warna biru, berambut keriting, bermata hijau, kulit putih kemerahan dan hobi bermain sepak bola. Ia cerdas, lincah dan suka banyak bertanya. Sehingga sangat menggemaskan bagi orang-orang yang berada di dekatnya.

Delisa selalu kesulitan dalam menghafal bacaan shalatnya. Tak jarang matanya suka terpejam sembari menjawil-jawil rambut keritingnya. Pola tingkahnya ini pun selalu mengundang decak tawa saudara-saudaranya. Oleh karena itu Cut Aisyah membuatkannya jembatan keledai. Sebuah petunjuk menghafal bacaan shalat dengan baik. Yaitu menganalogikan bacaannya dengan urutan huruf atau benda-benda menarik lainnya.

Delisa sangat senang akan hal ini. Dirinya akan berusaha keras menghafal bacaan shalatnya tersebut. Namun ternyata bukan hanya karena ujian ini akan dilaksanakan minggu depan, melainkan juga karena ada iming-iming kalung emas dari umminya. Ya, hanya sebuah kalung emas biasa dengan berat 2 gram. Sama seperti milik kakak-kakaknya waktu mereka kecil. Namun, yang membuatnya nampak berbeda adalah kalung itu memiliki gantungan huruf D. D untuk Delisa, begitu kata Koh Acan sang penjualnya.

Ujian hafalan itu dilaksanakan tanggal 26 Desember 2004. Saat itu tiba giliran Delisa maju ke muka kelas. Sebuah ujian hafalan shalat yang selalu dinanti-nantikannya. Umminya pun menunggu di luar kelas. Tadi sebelum berangkat, ketiga kakaknya selalu tersenyum-senyum mengantar kepergian sang adik dan umminya. Sebab mereka telah menyiapkan kejutan khusus seraya menunggu si bungsu pulang.

Dengan pelan Delisa menyebut taawudz dan sedikit gemetar saat ia mulai membaca bismillah. Lalu mengangkat kedua tangannya dan siap bertakbir. Tanpa ada seorang pun yang menyadari, 130 kilometer dari Lhok Ngah, saat dirinya usai bertakbiratul ihram, lantai laut retak seketika. Merekah panjang ratusan kilometer. Tanah pun menggeliat, seakan mengirimkan tanda kematian.

Bumi bergetar dahsyat seolah digoyang tangan raksasa. Tarian kelam itu semakin mendekat. Suasana ruang kelas tiba-tiba berubah panik. Bahkan salah satu beling dari pecahan vas bunga menggores lengan Delisa. Hingga menembus bajunya. Sang ummi dan ibu-ibu lainnya berteriak di luar kelas. Para siswa pun berhamburan berlarian. Sebuah GEMPA dahsyat telah terjadi.

Ajaib !! Delisa tetap tak bergeming dari posisinya berdiri dalam bacaan shalatnya. Delisa ingin untuk pertama kalinya ia shalat, untuk pertama kalinya ia bisa membaca shalat dengan sempurna. Ia ingin khusyuk seperti sahabat Rasul. Hingga gelombang tsunami itu datang menggulungnya. Menghempaskan segala yang ada di depannya.

Enam hari pasca tsunami dirinya baru ditemukan selamat oleh tentara Amerika. Dengan seluruh tubuh penuh luka, kaki koyak bernanah, kelaparan, kepanasan dan kedinginan. Setengah tidak sadar Delisa diterbangkan ke rumah sakit kapal induk John F. Kennedy. Ia tidak tahu jika umminya telah hilang entah kemana, ketiga saudaranya pun telah dikebumikan. Rumah, sekolah hingga lapangan bolanya tempat ia bermain telah rata dengan tanah. Sungguh malang nasib Delisa kecil.

Lantas bagaimana kelanjutan kisah Delisa ini ? Sanggupkah ia menyelesaikan hafalan shalatnya ? Mukjizat apa yang telah diberikan Allah kepadanya hingga selamat dari amukan tsunami ? Bagaimana pula kabarnya Abi Delisa ? Buku ini akan mengajak para pembaca untuk mencintai kehidupan, kematian, anugerah dan juga musibah. Disajikan dengan gaya sederhana dan sangat menyentuh bagi siapa saja yang membacanya. Dijamin meneteskan air mata. Selamat membaca.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Gramedia Balaikota Semarang selalu menyajikan yang terbaik untuk anda.