PRABOWO Ksatria Pengawal Macan Asia
Brand : Galangpress
Penulis : Femi Adi Soempeno dan Firlana Laksitasari
Tahun Terbit : 2012
ISBN : 978-602-8174-88-6
Ukuran : 15 x 23 cm
Tebal : 275 halaman
Brand : Galangpress
Penulis : Femi Adi Soempeno dan Firlana Laksitasari
Tahun Terbit : 2012
ISBN : 978-602-8174-88-6
Ukuran : 15 x 23 cm
Tebal : 275 halaman
Sinopsis
PRABOWO Ksatria Pengawal Macan Asia
Mengembalikan kejayaan Indonesia sebagai macan Asia. Itu bukan lagi sebatas impian, tapi sudah menyatu dalam denyut nadi dan napas Prabowo Subianto. Sejak terjun di panggung politik, Prabowo mendengungkan tekad untuk melambungkan derajat bangsa sehingga Indonesia bisa menjadi negara yang disegani oleh bangsa lain. Disegani karena karena kemandirian ekonomi, pilar pendidikan dan kesehatan yang kuat, hingga kemajuan industri yang mampu melejitkan kesejahteraan rakyat.
Lewat kendaraan politiknya yaitu Partai Gerindra, Prabowo merasa optimis bisa meretas tekadnya tersebut. tentu saja, keyakinan kuatnya itu didasarkan pada terobosan program-program kerakyatan yangsudah ia rancang. Salah satunya gerakan minum susu yang dinamakan revolusi putih.
Hanya saja, langkah Prabowo untuk mewujudkan tekad besarnya itu terganjal isu pelanggaran HAM yang membelenggunya. Ia diduga kuat terlibat dalam penculikan dan penghilangan para aktivis '98. Maka tak heran, publik masih ragu terhadap jati diri Prabowo. "Saya penganut falsafah Jawa sing becik ketitik, sing ala ketara artinya yang baik akan ketahuan dan yang buruk juga akan terlihat," ujar Prabowo. Jika tuduhan itu benar, sebagai ksatria ia tidak akan lari dari tuduhan. Hal ini terbukti saat mempertanggungjawabkan kasus tersebut di Dewan Kehormatan Perwira.
Jalan panjang penuh duri dilewati Prabowo tanpa keluh kesah. JAdi layaklah, jika ia maju sebagai calon Presiden RI periode 2014 - 2019. Kini Prabowo tak lagi dekat dengan kalangan militer, justru ia lekat dengan petani, nelayan, pedagang, dan rakyat yang begitu rindu akan perubahan Indonesia sebagai macan Asia.
Hanya saja, langkah Prabowo untuk mewujudkan tekad besarnya itu terganjal isu pelanggaran HAM yang membelenggunya. Ia diduga kuat terlibat dalam penculikan dan penghilangan para aktivis '98. Maka tak heran, publik masih ragu terhadap jati diri Prabowo. "Saya penganut falsafah Jawa sing becik ketitik, sing ala ketara artinya yang baik akan ketahuan dan yang buruk juga akan terlihat," ujar Prabowo. Jika tuduhan itu benar, sebagai ksatria ia tidak akan lari dari tuduhan. Hal ini terbukti saat mempertanggungjawabkan kasus tersebut di Dewan Kehormatan Perwira.
Jalan panjang penuh duri dilewati Prabowo tanpa keluh kesah. JAdi layaklah, jika ia maju sebagai calon Presiden RI periode 2014 - 2019. Kini Prabowo tak lagi dekat dengan kalangan militer, justru ia lekat dengan petani, nelayan, pedagang, dan rakyat yang begitu rindu akan perubahan Indonesia sebagai macan Asia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar