Selasa, 13 Maret 2012

Taaruf, Proses Perjodohan sesuai Syari Islam

Author
Leyla Hana

Publisher
ELEX MEDIA

Harga : Rp. 42.800,-

SINOPSIS
Istilah taaruf, kini sudah semakin dikenal, dengan makin banyaknya orang yang mempraktekkan taaruf, sebagai salah satu cara menuju mahligai rumah tangga yang sesuai syariat. Dahulu, orang mengenal istilah pacaran, yang kini konotasinya menjadi negatif karena akibat-akibat yang dihasilkannya. Mahligai rumah tangga, hendaknya dibangun di atas pondasi yang kuat, demi terciptanya suasana sakinah, mawaddah, dan warrahmah.
Mencari jodoh janganlah seperti membeli kucing dalam karung, juga tidak seperti mencicipi makanan contoh di supermarket. Pernikahan adalah perjanjian yang sangat kuat dengan Allah.
Jadi, kita tidak boleh main-main dalam memilih pasangan hidup, agar tidak menyesal di kemudian hari. Untuk itulah dibutuhkan sebuah proses perkenalan yang lazim disebut dengan taaruf, yang pada prakteknya jauh berbeda dengan pacaran.
Buku ini menjelaskan semua tentang taaruf; pengertian taaruf, perbedaannya dengan pacaran, cara melakukan taaruf, taaruf dengan calon mertua, taaruf setelah menikah, dan menyertakan kisah-kisah taaruf yang dialami oleh para narasumber di dalamnya.

SKRIPSHIT: KISAH SESAT MAHASISWA ABADI

Penulis: Alitt Susanto
Ukuran: 13 x 19 cm
Tebal: 304 hlm
Penerbit: Bukuné
ISBN: 602-220-031-8
Harga: Rp41.000,-

MAPALA, Mahasiswa Paling Lama. Ya, itu adalah gelar yang melekat di diri gue. Bayangin aja, belasan semester dan ratusan SKS sudah gue jalani dengan status mahasiswa, dan gue belum juga berhasil meraih mimpi memegang ijazah dan memakai toga. Gara-gara status ini pula, gue jadi punya skill tambahan: pintar ngeles. Misalnya ada yang nanya, “Lo kuliah kok gak lulus-lulus? Emang ngambil apa sih?” Gue jawab, “Ngambil hikmahnya….”Atau kalau ada adik-adik angkatan yang masih unyu nanya, “Kakak angkatan berapa?” Gue jawab, “Dua ribu tua….” Tapi sebenarnya, tidak lulus dulu adalah pilihan gue. For your information, gue paling takut dapet gelar “Pengangguran”. Di mata gue, sebutan “Mahasiswa” itu lebih enak didengar daripada “Sarjana Pengangguran”. Ditambah lagi pepatah dari negeri seberang yang selalu terngiang di telinga: “Wisuda adalah pengangguran yang tertunda.”
Oke… itu gue aja sih ngeles….Ini gue, sang Tuna-Wisuda, dan cerita gue tentang bertahan hidup di belantara kampus…

Gramedia Balaikota Semarang selalu menyajikan yang terbaik untuk anda.