Senin, 28 Januari 2013

Eloy Kekasih Rafaello

oleh Alberthiene Endah,

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Harga Rp 68,000,

SINOPSIS

Eloy Zalukhu melewati masa kecil yang amat sederhana di pedalaman Pulau Nias, di sebuah dusun yang sampai hari ini belum dialiri listrik dan tak punya jalan beraspal. Jangankan cita-cita tinggi, Sekolah Dasar baginya adalah tingkat kemewahan terindah dari sebuah harapan.

Sebuah keajaiban kemudian menghampirinya. Seorang “malaikat” menariknya dari jurang kegelapan. Ia bisa menjejak Jakarta, sekolah di tempat yang baik, bahkan berhasil menyelesaikan pendidikan di Melbourne, Australia.

Dalam perjalanan keajaiban itu, Eloy tak sekonyong-konyong menikmati situasi indah dan bebas dari ujian. Ia menemui entakan hidup yang luar biasa. Terpinggirkan, terhina, terangkat, tergoda, hingga benar-benar melupakan anugerah yang telah ia terima. Pada bulan September 1997, di Melbourne, ia bahkan sempat mencoba mengakhiri hidupnya.

Pengalaman hidup yang luar biasa telah mengantar Eloy melakukan pencarian jati diri dan menemukan jantung dari rahasia kesuksesan dan kebahagiaan manusia di dunia. Rasa syukur dan kemampuan untuk memimpin diri sendiri, keterampilan bekerja sama dengan orang lain, dan terutama relasi dengan Tuhan Sang Pencipta dan Pemelihara kehidupan.

Eloy kini menjadi theocentric motivator, business trainer, dan executive coach yang sangat disegani di Asia. Di bawah bendera Capstone Group, ia telah melayani ratusan perusahaan dalam bidang training, coaching, research, consulting, recruitment, dan placement. Ia menulis buku berjudul Life Success Triangle yang menjadi bestseller dan membuatnya laris diundang ke banyak tempat untuk berbagi pencerahan. Ia juga mendirikan sebuah yayasan yang berfokus pada pemberian beasiswa kepada seribu putra-putri Indonesia hingga tingkat sarjana. Alberthiene Endah menuangkan kisah hidupnya dengan sangat menyentuh dan romantis.

“Kisah hidup Eloy yang ditulis dalam bentuk novel ini menggambarkan secara nyata campur tangan Tuhan dalam hidupnya. Sehingga harapan saya, setelah membaca buku ini, pembaca bukan mengagumi usaha atau kehebatan manusia, tetapi mengagumi karya dan penyertaan Tuhan.”

—Edwin Soeryadjaya, Chairman Saratoga Capital, Presiden Komisaris PT Adaro Energy, Tbk.

MetroPop Love, Hate & Hocus Pocus

oleh Karla M. Nashar,

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Harga : Rp. 45.000

SINOPSIS

Hate at first sight. Itulah definisi yang tepat untuk menggambarkan Troy Mardian dan Gadis Parasayu. Mereka partner kerja yang dinamis––sedinamis gejolak permusuhan yang terus meletup di antara mereka berdua.

Menurut Gadis, Troy Mardian adalah contoh sempurna tipe manusia yang tercabut dari akarnya. Jelas-jelas asli Indonesia, kok pakai bertingkah ala bule? Rambut dicokelatin, ngomong bahasa Inggris, barang-barang harus label desainer, dan mati-matian mempertahankan imej metroseksual biar tetap bisa menyandang gelar The Most Eligible Bachelor in Indonesia.

Sedangkan menurut Troy, Gadis Parasayu (atau Paras Ayu) adalah nama terkonyol yang pernah didengarnya. Di Amerika tempat Troy dibesarkan, nggak ada orangtua yang cukup gila menamai anak mereka dengan Beautiful Face Girl. Narsis sekali! Okelah, wajahnya memang eksotis plus lekuk bodi bak JLo, tapi masa sih suka banget pakai merek lokal?

Hanya satu persamaan mereka. Sama-sama nggak percaya hocus-pocus, ramal-meramal, paranormal, astrologi, atau apa pun yang berhubungan dengan dunia pernujuman.

Lalu apa yang terjadi saat mereka terbangun pada suatu Minggu pagi cerah, dan mendapati diri mereka berada di ranjang yang sama dalam kondisi bak Adam dan Hawa saat pertama kali terdepak dari Firdaus––bugil, plus cincin kawin yang melingkari jari manis masing-masing, serta memori samar tentang pernikahan yang mereka lakukan tiga belas hari yang lalu?!

Rabu, 16 Januari 2013

SURAT DAHLAN

Penerbit: Noura Books

Penulis : Khrisna Pabhicara

Harga: Rp64.500,-

 

SINOPSIS

Makian dan bentakan para tentara terdengar membelah malam.

Dadaku mulai sesak. Kakiku panas. Tubuhku memberat.

Sebab menoleh sambil berlari, aku tergelincir. Tubuhku meluncur deras ke arah jurang.

Lenganku menabrak akar pohon. Lalu, segalanya menjadi gelap.

Dikejar-kejar tentara tidak pernah ada dalam rencana Dahlan muda. Awalnya, Dahlan ke Samarinda untuk menuntut ilmu. Sayang, teori tak sejalan dengan kenyataan. Dosen-dosen yang otoriter dan keadaan politik yang memanas membuat perkuliahan tidak lancar. Belum lagi, kerinduannya yang besar terhadap kampung halaman dan orang-orang terkasih yang selalu menyesakkan dada, membuat hidup di rantau terasa semakin berat.

Dahlan pun memutuskan berhenti kuliah. Dia aktif dalam kegiatan kemahasiswaan yang kemudian menyeretnya pada Peristiwa Malapetaka Lima belas Januari—Malari. Tugu Nasional menjadi saksi keberanian serta kepedulian Dahlan dan rekan-rekannya terhadap negeri yang kacau balau kala itu. Dianggap memberontak, mereka pun menjadi buronan pemerintah. Tak disangka, dalam perlariannya, takdir mempertemukan Dahlan dengan dua cinta baru dalam hidupnya: Perempuan dari Loa Kulu dan Surat Kabar.

Endorsement:

"Rangkaian kalimat bersahaja yang begitu bening mengalirkan pesan. Kekuatan cerita dibahasakan penuh kerendahhatian. Kita mendapatkan banyak nilai tanpa merasa dijejalkan nilai."

—Alberthiene Endah, penulis

“Novel ini sangat inspiratif dan layak dibaca oleh setiap kalangan, khususnya kaum muda Indonesia ...”

–Sandiaga S. Uno, Wirausahawan

Novel Mas Dahlan ini … akan membujuk kita untuk menyelenggarakan hidup atas dasar suara hati.”

—Sujiwo Tejo, Presiden Jancukers

“Dahlan Iskan mampu menularkan inspirasi kepada orang-orang yang bahkan tidak pernah dia temui. Saya pribadi, susah membayangkan tanpa spirit, seorang Dahlan Iskan bisa menjadikan jalan pena sebagai pilihan. Tulisan-tulisannya, bukan hanya memberi rekreasi jiwa, melainkan juga asupan gizi yang tak terperi. Surat Dahlan menceritakan dengan bidikan yang tepat, bagaimana jalan pena itu berawal. Heroik!”

Tasaro GK, novelis trilogi Muhammad saw, mantan wartawan Radar Bogor (Jawa Pos Grup).

“Membaca buku ini, saya jadi ingat dengan kata-kata Pak Bos–panggilan Pak Dahlan di internal Jawa Pos. ’Rasa takut paling besar yakni meninggalkan kampung halaman. Karena harus berpisah dengan saudara, tetangga, teman sepermainan hingga berbagai ketenangan  tanah kelahiran’. Pak Bos melawan rasa takut itu dengan merantau ke Samarinda. Dahlan muda meninggalkan semua ketenangan Kebon Dalem, termasuk berpisah dengan ayahandanya yang selalu memberi inspirasi. Pergulatan hidup di tanah rantau yang serba terbatas  itu, menjadi titik penting pembentukan karakter kerja keras dan kepemimpinannya.”

—Taufik Lamade,redaktur senior Jawa Pos

''Di balik kesehatan fisiknya yang ringkih, Dahlan Iskan menampung banyak sekali harapan publik tentang kepemimpinan. Banyak orang menawarkan diri menjadi pemimpin dan merasa mampu menjadi pemimpin dan tidak malu berjanji bisa memimpin, tetapi jejak kepemimpinan itu rendah sekali di dalam kenyataan. Dahlan Iskan adalah sedikit dari para pembuat perkecualian. Ia tidak meminta jabatan, tetapi ia dilamar oleh jabatan, sebuah kelangkaan yang membuat publik terpesona dan akhirnya mencintainya. Mencintai pemimpinnya, adalah kerinduan terbesar masyarakat Indonesia di hari-hari ini karena berkali-kali rakyat dibuat patah hati. Dan novel ini adalah gambaran kenapa seorang Dahlan menjadi figur yang menyedot perhatian publik.''

Prie GS, budayawan, pembicara publik, tinggal di Semarang.

Selasa, 15 Januari 2013

Gado-Gado dan Sushi

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

oleh Yunitha Fairani,

Harga : Rp. 45.000,-

SINOPSIS

Belajar kiat-kiat orang Jepang mengajarkan disiplin dan kerja keras pada anak.

Jepang dikenal sebagai negara yang mempertahankan dan menerapkan budaya serta tradisi secara turun-temurun dalam kehidupan nyata sehari-hari. Agar nyaman hidup di negeri itu kita harus benar-benar tahu dan menyelami kebiasaan dan pola pikir orang Jepang.

Di dalam buku ini Penulis menuangkan kisahnya tentang menjalani kehidupan berumah tangga dan membesarkan anak-anaknya di Jepang. Segala cara dilakukan agar bisa sukses dan menjadi “pemenang” di Jepang, seperti:

- Tersenyum dan menyapa orang lain terlebih dahulu untuk membuka pintu kemudahan.

- Bekerja keras melaksanakan tugas kemasyarakatan tanpa banyak persyaratan untuk membuka pintu kesejahteraan.

- Rela kerja sama dan ikhlas menjalankannya untuk membuka pintu persahabatan.

Caranya bertutur yang sangat menarik akan membuat kita takjub, yang kadang disertai rasa geli. Sebuah dunia baru yang penuh warna pengorbanan, kerja keras, dan kegembiraan akan menginspirasi kita untuk lebih menikmati hidup bersama keluarga.

Broadcast Make-Up

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

oleh Camerina Puspa,

Harga : Rp. 95.000,-

SINOPSIS

Make-up telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat modern. Kita hidup dan berkembang di dalam dunia di mana make-up telah menjadi kebutuhan utama untuk mempercantik diri, menunjukkan jati diri, memperlihatkan sikap profesional, atau sekadar menampilkan karakter lain dari kepribadian kita. Namun, make-up bukan hanya bisa dipakai untuk keperluan sehari-hari atau pesta saja. Make-up bisa juga diaplikasikan untuk hal-hal tertentu, termasuk make-up khusus yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan dunia broadcast yang kian berkembang.

Make-up broadcast

berbeda dari make-up sehari-hari atau pesta, pasalnya konsep make-up dalam dunia broadcast banyak melibatkan set, lighting, jenis acara yang ditayangkan, karakter yang ingin ditampilkan dan masih banyak lagi.

Buku ini menyajikan berbagai jenis tata rias yang ada dalam dunia broadcast make-up, baik untuk keperluan acara drama di televisi, pembawa acara, reporter, karakter khusus, variety show, hingga iklan. Disusun oleh seorang make-up artist berpengalaman dalam bidang make-up untuk televisi, buku ini adalah pegangan yang tepat bagi siapa saja yang ingin menekuni dunia broadcast yang sangat menjanjikan itu, khususnya bagi mereka yang juga ingin menambah ilmu dalam bidang broadcast make-up.

Gramedia Balaikota Semarang selalu menyajikan yang terbaik untuk anda.