Rabu, 28 Mei 2014



PRABOWO Ksatria Pengawal Macan Asia
Brand : Galangpress
Penulis : Femi Adi Soempeno dan Firlana Laksitasari
Tahun Terbit : 2012
ISBN : 978-602-8174-88-6
Ukuran : 15 x 23 cm
Tebal : 275 halaman

Sinopsis
PRABOWO Ksatria Pengawal Macan Asia
Mengembalikan kejayaan Indonesia sebagai macan Asia. Itu bukan lagi sebatas impian, tapi sudah menyatu dalam denyut nadi dan napas Prabowo Subianto. Sejak terjun di panggung politik, Prabowo mendengungkan tekad untuk melambungkan derajat bangsa sehingga Indonesia bisa menjadi negara yang disegani oleh bangsa lain. Disegani karena karena kemandirian ekonomi, pilar pendidikan dan kesehatan yang kuat, hingga kemajuan industri yang mampu melejitkan kesejahteraan rakyat.
Lewat kendaraan politiknya yaitu Partai Gerindra, Prabowo merasa optimis bisa meretas tekadnya tersebut. tentu saja, keyakinan kuatnya itu didasarkan pada terobosan program-program kerakyatan yangsudah ia rancang. Salah satunya gerakan minum susu yang dinamakan revolusi putih.
Hanya saja, langkah Prabowo untuk mewujudkan tekad besarnya itu terganjal isu pelanggaran HAM yang membelenggunya. Ia diduga kuat terlibat dalam penculikan dan penghilangan para aktivis '98. Maka tak heran, publik masih ragu terhadap jati diri Prabowo. "Saya penganut falsafah Jawa sing becik ketitik, sing ala ketara artinya yang baik akan ketahuan dan yang buruk juga akan terlihat," ujar Prabowo. Jika tuduhan itu benar, sebagai ksatria ia tidak akan lari dari tuduhan. Hal ini terbukti saat mempertanggungjawabkan kasus tersebut di Dewan Kehormatan Perwira.
Jalan panjang penuh duri dilewati Prabowo tanpa keluh kesah. JAdi layaklah, jika ia maju sebagai calon Presiden RI periode 2014 - 2019. Kini Prabowo tak lagi dekat dengan kalangan militer, justru ia lekat dengan petani, nelayan, pedagang, dan rakyat yang begitu rindu akan perubahan Indonesia sebagai macan Asia.

Senin, 19 Mei 2014

Jodoh Dunia Akhirat


“Masalah jodoh kok dibahas di seminar-seminar dan buku. Jodoh itu kan urusan Allah.”
Pendapat tersebut sering kami terima, tak hanya dari mereka yang sudah menikah, namun juga yang belum menikah, yang belum jua bertemu jodohnya. Tepat satu tahun yang lalu kami memberanikan diri launching buku “Menikah Itu Mudah” saat akad nikah kami, 6 April 2012, kemudian setelahnya diundang untuk mengisi seminar dan workshop kemana-mana. Membahas persiapan menikah, termasuk tentunya didalamnya permasalahan jodoh.
Kontroversi memang menjadi hal yang lumrah, tak akan semua orang mendukung dan suka terhadap yang kita lakukan. Begitu pula yang kami rasakan. Seketika setelah menulis buku perdana kami, seolah-olah kami menjadi pasangan pakar nikah muda, ahli dalam mengatasai kegalauan mereka yang sudah ingin menikah. Seolah-olah menjadi “kompor” untuk menikah muda, meskipun mungkin “tak tahu malu” berani-beraninya berkata menikah itu mudah padahal usia pernikahan saja masih seumur jagung.
Semakin sering kami mengisi seminar dan workshop pra nikah, semakin kami yakin untuk istiqamah berada dalam bidang yang telah kami pilih ini. Betapa banyak dari mereka yang kebingungan untuk menikah, untuk bertemu dengan jodohnya. Padahal bagaimanapun pemenuhan kebutuhan “cinta” adalah salah satu fitrah utama, bahkan menikah menjadi sunnah Rasul untuk mendapatkan kehidupan yang lebih bermakna. Itulah alasannya, kenapa begitu banyak orang yang selalu antusias dalam masalah jodoh dan pernikahan. Sekalipun pada mereka yang skeptis di luar, namun tetap saja di dalam hatinya sebenarnya ia membutuhkan hal tersebut.
Ya, benar jodoh itu urusan Allah. Karena ia urusan Allah, maka jodoh laiknya rezeki, yang keberadaannya harus kita jemput. Allah menanti Anda untuk layak, untuk Dia cap “PANTAS” mendapatkan jodoh kemudian menikah.
Sayangnya, yang kami temui di lapangan, banyak dari kita yang ternyata salah dalam mengikhtiarkan sebuah pernikahan, melakukan cara-cara ‘sesat’ dalam pencarian, penantian dan penjemputan jodohnya. Banyak yang tidak sadar, bahwa ia belum jua menikah karena “kesalahannya” sendiri. Banyak hal yang ternyata belum “selesai” dalam dirinya, yang membuat seseorang belum jua Allah katakan LAYAK untuk mendapatkan jodoh dan segera menikah.
Kami mendapatkan formula bahwa untuk menikah dan bertemu jodoh, kita memang perlu merayu Allah. Proses merayu Allah ini ternyata tak sembarangan, karena pernikahan sendiri adalah ibadah, maka ikhtiar yang dilakukan juga bukan ikhtiar biasa namun ikhtiar yang sangat luar biasa. Ikhtiar yang ternyata berfokus pada diri kita sendiri dengan Allah, namun eksekusinya ternyata melibatkan orang-orang di sekitar kita, di masa lalu, masa sekarang, dan masa depan.
Kami menyebut formula tersebut adalah formula “Cara Benar Cari Jodoh”, terdiri dari 3 Step yaitu: Cleansing, Upgrading, Selecting
Cleansing
Cleansing seperti proses bersuci, ibaratnya kita telah terkena najis kemudian akan ibadah shalat, maka Allah perintahkan untuk berwudhu terlebih dahulu. Begitu halnya dengan menikah, yang merupakan ibadah maghdah, yang sudah jelas aturan-aturannya, bahkan berpahala seperti sempurnanya separuh agama. Maka suatu keharusan bila akan menikah, kita juga harus “bersuci” terlebih dahulu, dari segala dosa yang pernah kita lakukan di masa-masa lalu. Dosa-dosa yang secara tidak sadar belum kita maafkan, yang ternyata itu akan menghambat pertemuan dengan jodoh kita.
Proses cleansing ini memang berfokus pada kita dan Allah saja, namun bersuci terhadap dosa di masa lalunya yang akan melibatkan orang lain. Adakah Anda masih memiliki dosa dalam diri yang belum termaafkan oleh Allah bahkan diri sendiri? Adakah Anda masih memiliki dendam dan kekecewaan terhadap apa yang orang tua lakukan, dan ternyata belum termaafkan? Adakah Anda masih memiliki rasa sakit yang begitu mendalam karena orang di masa lalu Anda, dan ternyata masih belum direlakan? Maka boleh jadi hal itulah yang masih menjadi hambatan pertemuan Anda dengan jodoh Anda sendiri, oleh karena itu proses CLEANSING harus Anda akukan.

Upgrading
Upgrading itu laiknya pemenuhan perbekalan DIRI untuk menjalani pernikahan nantinya. Bila menjalani pernikahan laiknya naik gunung, maka packing yang kita lakukan akan menentukan kualitas “kelayakan” diri untuk menjalani terjal, berliku, dan kecuraman pernikahan. Bila menjalani pernikahan laiknya berlayar mengarungi bahtera, maka sertifikasi peran seperti apa yang telah diikhtiarkan. Sudahkah layak menjadi seorang “Nakhoda” (bagi pria) ataukah menjadi seorang navigator (bagi wanita)? Karena tentunya tak mungkin hanya menjadi penumpang kapal yang bersantai tak melakukan apa-apa kan?
Upgrading itu meliputi pemantasan diri kita terhadap Allah, agar layak disandingkan dengan jodoh nantinya. Sudahkah memiliki perbekalan ILMU nikah yang cukup? Sudahkan memiliki SKILL mengarungi pernikahan yang mumpuni? Dan sudahkah memiliki kesiapan HATI untuk masuk gerbang kehidupan yang baru itu? Maka upgrading  sebaik-baiknya, tak pernah lelah untuk terus belajar dan memperbaiki diri, itulah yang akan membuat Anda semakin Allah dekatkan dengan jodoh Anda.

Selecting
Selecting ini tahap bagaimana sebenarnya kita memilih dan menentukan siapa yang akan menjadi pasangan sejati untuk diri. Bukan sekadar “asal pilih”, “asal ada”, ataupun “asal cinta”. Karena tentunya pasangan yang kita pilih untuk menikah dengan kita, adalah ia yang akan menjalani kehidupan pernikahan seumur hidup dengan diri kita.
Seringkah Anda melihat pasangan yang baru menikah, atau yang sudah lama menikah namun mereka sampai pada suatu titik di mana merasa salah pilih pasangan” kemudian berakhir di perceraian? Atau benarkah dengan berpacaran bertahun-tahun lamanya sudah sebagai bentuk kepastian bahwa si ‘dia’ adalah jodoh Anda? Atau, Anda berada dalam titik kebingungan bagaimana sih memilih jodoh itu?
Dalam selecting ini, Anda memang akan memilih jodoh yang akan Anda nikahi. Namun, karena pernikahan yang kita harapkan terjadi hanya sekali seumur hidup, maka dalam memilih jodoh pun tak bisa asal pilih. Perlu ada beberapa kaidah yang harus diperhatikan untuk memilih pasangan Anda, melangkah bersama menuju surga-Nya.

Sekiranya dengan mengaplikasikan Teori “Cara benar Cari Jodoh” insyaAllah atas izinNya akan mempermudah Anda bertemu dengan pasangan sejati Anda dalam ikatan pernikahan, akan menghilangkan keraguan Anda akan “Benarkah dia jodohku?”, akan menguatkan Anda untuk memperjuangkan kekasih halal dengan cara-cara yang Allah suka. Karena bagaimanapun menikah adalah ibadah, maka cara-cara yang ditempuh untuk menujunya harus sesuai aturan-Nya. Ingin menjemput jodoh? Tentu harus merayu Allah, dan merayu pada-Nya itu ada seninya. Berserah pasrah itu berbeda dengan menyerah, karena berserah pada-Nya harus senantiasa diiringi ikhtiar yang optimal, doa yang sabar, dan tawakkal yang benar. Wallahualam .

“Masalah jodoh kok dibahas di seminar-seminar dan buku. Jodoh itu kan urusan Allah.”
Pendapat tersebut sering kami terima, tak hanya dari mereka yang sudah menikah, namun juga yang belum menikah, yang belum jua bertemu jodohnya. Tepat satu tahun yang lalu kami memberanikan diri launching buku “Menikah Itu Mudah” saat akad nikah kami, 6 April 2012, kemudian setelahnya diundang untuk mengisi seminar dan workshop kemana-mana. Membahas persiapan menikah, termasuk tentunya didalamnya permasalahan jodoh.
Kontroversi memang menjadi hal yang lumrah, tak akan semua orang mendukung dan suka terhadap yang kita lakukan. Begitu pula yang kami rasakan. Seketika setelah menulis buku perdana kami, seolah-olah kami menjadi pasangan pakar nikah muda, ahli dalam mengatasai kegalauan mereka yang sudah ingin menikah. Seolah-olah menjadi “kompor” untuk menikah muda, meskipun mungkin “tak tahu malu” berani-beraninya berkata menikah itu mudah padahal usia pernikahan saja masih seumur jagung.
Semakin sering kami mengisi seminar dan workshop pra nikah, semakin kami yakin untuk istiqamah berada dalam bidang yang telah kami pilih ini. Betapa banyak dari mereka yang kebingungan untuk menikah, untuk bertemu dengan jodohnya. Padahal bagaimanapun pemenuhan kebutuhan “cinta” adalah salah satu fitrah utama, bahkan menikah menjadi sunnah Rasul untuk mendapatkan kehidupan yang lebih bermakna. Itulah alasannya, kenapa begitu banyak orang yang selalu antusias dalam masalah jodoh dan pernikahan. Sekalipun pada mereka yang skeptis di luar, namun tetap saja di dalam hatinya sebenarnya ia membutuhkan hal tersebut.
Ya, benar jodoh itu urusan Allah. Karena ia urusan Allah, maka jodoh laiknya rezeki, yang keberadaannya harus kita jemput. Allah menanti Anda untuk layak, untuk Dia cap “PANTAS” mendapatkan jodoh kemudian menikah.
Sayangnya, yang kami temui di lapangan, banyak dari kita yang ternyata salah dalam mengikhtiarkan sebuah pernikahan, melakukan cara-cara ‘sesat’ dalam pencarian, penantian dan penjemputan jodohnya. Banyak yang tidak sadar, bahwa ia belum jua menikah karena “kesalahannya” sendiri. Banyak hal yang ternyata belum “selesai” dalam dirinya, yang membuat seseorang belum jua Allah katakan LAYAK untuk mendapatkan jodoh dan segera menikah.
Kami mendapatkan formula bahwa untuk menikah dan bertemu jodoh, kita memang perlu merayu Allah. Proses merayu Allah ini ternyata tak sembarangan, karena pernikahan sendiri adalah ibadah, maka ikhtiar yang dilakukan juga bukan ikhtiar biasa namun ikhtiar yang sangat luar biasa. Ikhtiar yang ternyata berfokus pada diri kita sendiri dengan Allah, namun eksekusinya ternyata melibatkan orang-orang di sekitar kita, di masa lalu, masa sekarang, dan masa depan.
Kami menyebut formula tersebut adalah formula “Cara Benar Cari Jodoh”, terdiri dari 3 Step yaitu: Cleansing, Upgrading, Selecting
Cleansing
Cleansing seperti proses bersuci, ibaratnya kita telah terkena najis kemudian akan ibadah shalat, maka Allah perintahkan untuk berwudhu terlebih dahulu. Begitu halnya dengan menikah, yang merupakan ibadah maghdah, yang sudah jelas aturan-aturannya, bahkan berpahala seperti sempurnanya separuh agama. Maka suatu keharusan bila akan menikah, kita juga harus “bersuci” terlebih dahulu, dari segala dosa yang pernah kita lakukan di masa-masa lalu. Dosa-dosa yang secara tidak sadar belum kita maafkan, yang ternyata itu akan menghambat pertemuan dengan jodoh kita.
Proses cleansing ini memang berfokus pada kita dan Allah saja, namun bersuci terhadap dosa di masa lalunya yang akan melibatkan orang lain. Adakah Anda masih memiliki dosa dalam diri yang belum termaafkan oleh Allah bahkan diri sendiri? Adakah Anda masih memiliki dendam dan kekecewaan terhadap apa yang orang tua lakukan, dan ternyata belum termaafkan? Adakah Anda masih memiliki rasa sakit yang begitu mendalam karena orang di masa lalu Anda, dan ternyata masih belum direlakan? Maka boleh jadi hal itulah yang masih menjadi hambatan pertemuan Anda dengan jodoh Anda sendiri, oleh karena itu proses CLEANSING harus Anda akukan.

Upgrading
Upgrading itu laiknya pemenuhan perbekalan DIRI untuk menjalani pernikahan nantinya. Bila menjalani pernikahan laiknya naik gunung, maka packing yang kita lakukan akan menentukan kualitas “kelayakan” diri untuk menjalani terjal, berliku, dan kecuraman pernikahan. Bila menjalani pernikahan laiknya berlayar mengarungi bahtera, maka sertifikasi peran seperti apa yang telah diikhtiarkan. Sudahkah layak menjadi seorang “Nakhoda” (bagi pria) ataukah menjadi seorang navigator (bagi wanita)? Karena tentunya tak mungkin hanya menjadi penumpang kapal yang bersantai tak melakukan apa-apa kan?
Upgrading itu meliputi pemantasan diri kita terhadap Allah, agar layak disandingkan dengan jodoh nantinya. Sudahkah memiliki perbekalan ILMU nikah yang cukup? Sudahkan memiliki SKILL mengarungi pernikahan yang mumpuni? Dan sudahkah memiliki kesiapan HATI untuk masuk gerbang kehidupan yang baru itu? Maka upgrading  sebaik-baiknya, tak pernah lelah untuk terus belajar dan memperbaiki diri, itulah yang akan membuat Anda semakin Allah dekatkan dengan jodoh Anda.

Selecting
Selecting ini tahap bagaimana sebenarnya kita memilih dan menentukan siapa yang akan menjadi pasangan sejati untuk diri. Bukan sekadar “asal pilih”, “asal ada”, ataupun “asal cinta”. Karena tentunya pasangan yang kita pilih untuk menikah dengan kita, adalah ia yang akan menjalani kehidupan pernikahan seumur hidup dengan diri kita.
Seringkah Anda melihat pasangan yang baru menikah, atau yang sudah lama menikah namun mereka sampai pada suatu titik di mana merasa salah pilih pasangan” kemudian berakhir di perceraian? Atau benarkah dengan berpacaran bertahun-tahun lamanya sudah sebagai bentuk kepastian bahwa si ‘dia’ adalah jodoh Anda? Atau, Anda berada dalam titik kebingungan bagaimana sih memilih jodoh itu?
Dalam selecting ini, Anda memang akan memilih jodoh yang akan Anda nikahi. Namun, karena pernikahan yang kita harapkan terjadi hanya sekali seumur hidup, maka dalam memilih jodoh pun tak bisa asal pilih. Perlu ada beberapa kaidah yang harus diperhatikan untuk memilih pasangan Anda, melangkah bersama menuju surga-Nya.

Sekiranya dengan mengaplikasikan Teori “Cara benar Cari Jodoh” insyaAllah atas izinNya akan mempermudah Anda bertemu dengan pasangan sejati Anda dalam ikatan pernikahan, akan menghilangkan keraguan Anda akan “Benarkah dia jodohku?”, akan menguatkan Anda untuk memperjuangkan kekasih halal dengan cara-cara yang Allah suka. Karena bagaimanapun menikah adalah ibadah, maka cara-cara yang ditempuh untuk menujunya harus sesuai aturan-Nya. Ingin menjemput jodoh? Tentu harus merayu Allah, dan merayu pada-Nya itu ada seninya. Berserah pasrah itu berbeda dengan menyerah, karena berserah pada-Nya harus senantiasa diiringi ikhtiar yang optimal, doa yang sabar, dan tawakkal yang benar. Wallahualam .

Sabtu, 10 Mei 2014

Ada Tasbih Di Hati Aisya





Aisya. seorang wanita penderita kanker otak dan hemophilia. menjalani hidup dalam keluarga yang tidak harmonis. Sementara itu. Abi. seorang pria penderita gagal ginjal terminal dan kanker hati. hidup bergelimang harta dan wanita. Mereka pun bertemu. Pertemuan itu mengantarkan Abi ke jalan pertaubatan dan cinta. Ya. Abi diam-diam mencintai gadis itu. Namun. ia tidak berani menyatakan cintanya. apalagi menikahinya. Penyakit yang ada pada dirinya. juga dosa-dosa zina yang pernah dilakukannya. membuatnya cukup tahu diri untuk tidak mengharapkan Aisya. Tidak disangka. gadis yang dicintainya itu adalah anak dari wanita simpanan pemannya dulu. Tidak disangka pula. pamannya. Pak Bayu. yang sekarang sudah insaf. merestui Abi untuk menjadi suami Aisya. Pernikahan pun dilangsungkan. Setelah menikah. Abi dan Aisya menjalani pengobatan di Singapura. Kebahagiaan menyelimuti mereka. Namun. ujian kembali menghalang. Kesehatan Abi menurun. Aisya pun harus pontang-panting antara merawat suami dan kandungannya. Sanggupkah Aisya bertahan?
Gramedia Balaikota Semarang selalu menyajikan yang terbaik untuk anda.